MAKALAH
MANAJEMEN TATANIAGA PERTANIAN
TATANIAGA
SEBAGAI KEGIATAN PRODUKTIF
YANG
KOMPLEKS
OLEH
NPM. 90 101 055

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIP)
YPP MUJAHIDIN TOLITOLI
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Judul makalah ini adalah Tataniaga
Sebagai Kegiatan Produktif Yang Kompleks.
Ucapan
Terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Ibu Musniar.,SP, MSi
selaku dosen pengampuh mata kuliah Manajemen Tataniaga Pertanian yang telah
banyak membimbing dan memberikan masukan-masukan dalam penulisan Makalah ini,
dan kepada teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan penulisan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaannya.
Terimakasih…......
Tolitoli, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang ....................................................................................... 1
1.2.
Permasalahan .......................................................................................... 2
1.3. Tujuan .................................................................................................... 4
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tataniaga Peratanian .............................................................................. 5
III.
PEMBAHASAN
3.1. Strategi
Pemasaran ................................................................................. 6
3.2. Bauran
Pemasaran...................................................................................
7
3.3.
Pertanian Berkelanjutan ......................................................................... 9
3.4.
Tinjauan Tataniaga (Marketing) Hasil Pertanian .................................... 13
IV.
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan ............................................................................................ 16
4.2. Saran ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Revitalisasi pertanian merupakan pilihan yang tepat
untuk saat ini. Hal ini
dikarenakan adalah besarnya subangan
sektor pertanian terhadap pembangunan
nasional, bukan saja sumbangan terhadap
GDP dan devisa, tetapi yang lebih
penting adalah dalam hal penyerapan
tenaga kerja, penyediaan kebutuhan pokok
serta yang paling penting adalah sebagai
cara untuk mengatasi kemiskinan yang
diderita masyarakat Indonesia yang
berada pada wilayah pedesaan
Berbagai analisia yang dilakukan baik studi kasus dalam negeri maupun
luar negeri, menunjukkan bahwa tidak sustainnya kemmpuan
sektor pertanian dalam menunjang pembangunan nasional di
Indonesia diantaranya adalah timpangnya pembangunan
sistem agribisnis (hulu, hilir, tengah). Pembangunan pertanian yang bertumpu pada subsistem produksi (on farm) sebagai akibat dari
tuntutan pengembangan pangan masa lalu telah menyebabkan
kurang berkembangnya subsistem pemasaran. Paradigma
peningkatan produksi berarti peningkatan pendapatan kini
semakin usang manakala harga tak dapat lagi disangga karena semakin minimnya sumberdana dan liberalisasi perdagangan yang terus
mendesak. Dengan kata lain, saat ini revitalisasi pertanian
dapat ditempuh dengan perbaikan pemasaran.
Perbaikan pemasaran pada dasarnya adalah upaya perbaian posisi tawar
produsen terhadap pedagang, pedagang terhadap konsumen, dan
sebaliknya melalui perbaikan daya saing komoditas
pertanian sehingga semua pihak memperoleh keuntungan
sesuai kepentingannya masing-masing. Perbaikan oemasaran
juga berarti persaingan memperebutkan keuntunga dalam perdagangan baik pada pasar domestik maupun Internasioanl secara adil dan
transparan yang bebas dan kompetitif. Oleh karena itu,
keberhasilan dalam perbaikan pemasaran akan memberikan
dampak multifungsi terhadap pembangunan pertanian seperi menjadi
penghela bagi peningkatan produksi, produktifitas dan kualitas produk pertanian, memperluas kesempatan kerjadan menjadi kunci utama upaya
peningkatan pendapatan petani. Dengan kata lain perbaikan
pemasaran merupakan merupakan ujung tombak revitalisasi
pertanian saat ini.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka perlu disusun langkah-langkah
kongkrit dan sistematis tentang renana revitalisasi
sektor pertanian melalui perbaikan pemasaran hasil
pertanian. Langkah-langkah ini beranjak dari kondisi objektif dan tantangan nyata yang dihadap sektor pertanian Indonesia serta
peluangyang haru sdimanfaatkan secara optimal yang
akhirnya akan menjadi agenda bersama untuk dilakukan
seluruh stakeholder sektor pertanian.
1.2. Permasalahan
Kegiatan
tata niaga umumnya kebanyakan berorientasi dengan utility tersebut.
Sebagai contoh, pohon-pohon kayu di hutan belantara secara ekonomis tidak punya
nilai guna, akan tetapi bila ditebang dan diangkat ke kampung paling sedikit
bernilai guna untuk bahan bakar (Place Utility). Jelas dalam hal ini ada
korban (input) kegiatan desa (paling sedikit tebang). Bila kayu balok
tadi dipotong dan dijadikan papan atau beroti (perubahan bentuk), maka faedah
kegunaan semakin ditingkatkan (Form Utility). Bila dilanjutkan lagi
papan diolah menjadi lemari, meja dan lain-lain. Perubahan bentuk ini semakin
memberi nilai kegunaan yang lebih tinggi. Para tukang pembuat lemari, meja dan
lain-lain, akan menjualnya kepada konsumen (karena dibutuhkan) yang memberikan
kepuasan (faedah) atau kegunaan baginya. Maka terjadilah peralihan pemilikan (Possesion
Utility) atau (Ownership Utility) melalui proses jual beli.
Barang-barang
dan jasa selalu dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu. Jadi barang harus
tersedia setiap saat dibutuhkan oleh konsumennya (kegunaan waktu (time
utility)). Kegiatan menyimpan barang, misalnya pada saat panen harganya
turun dan pada waktu paceklik dijual, termasuk dalam kegunaan waktu (Time
Utility). Dengan penjelasan melalui contoh diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tata niaga itu adalah kegiatan yang produktif.
Permasalahan nyata lain yang ada pada pertanian kita saat ini adalah
masalah pemasaran produk pertanian yang menyebabkan
sektor pertanian kita kurang berkembang, dan bila sistem
pemasaran kita tidak diperbaiki secepat mungkin, maka
pertanian berkelanjutan akan sulit diwujudkan hal ini dikarenakan semakin
berkurangnya minat masyarakat terhadap bidang pertanian.
Pemasaran sendiri memiliki tiga komponen
utama fungsi, yaitu:
1. Bauran
pemasaran adalah elemen internal atau unsur penting yang disusun dalam program
pemasaran organisasi.
2. Kekuatan
Pasar adalah peluang atau ancaman dari luar yang berinteraksi dengan operasi
pemasaran organisasi.
3. Proses
Penyesuaian adalah proses strategis dan manajerial dimana bauran pemasaran
kebutuhan internal sesuai dengan kekuatan pasar.
Kesuksesan program pemasaran dipengaruhi oleh tingkat kesesuaian
antara lingkungan eksternal yaitu kekuatan pasar dan
kemampuan internal perusahaan dalam merancang bauran pemasarannya.
Program pemasaran menjadi karakteristik proses
penyesuaian dan hal tersebut penting dalam konteks jasa.
Analisa terhadap peluang atau kesempatan pemasaran dilakukan dengan
mencari informasi tentang pasar konsumen maupun pasar bisnis,
informasi tentang kondisi pesaing. Tahapan berikutnya
adalah melakukan segmentasi pasar dan memilih pasar
sasaran. Pembuatan strategi pemasaran merupakan penerapan strategi diferensiasi untuk pasar sasaran yang dipilihnya. Dalam
merencanakan pemasaran ditetapkan besarnya biaya
pemasaran, bauran pemasaran perlu dilakukan agar terjadi
kesesuaian antara strategi pemasaran yang ada dengan penerapannya
(Kotler, 2000, dalam Suheni, 2005).
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit
usaha diharapkan mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi
pemasaran memiliki peran dalam membantu pengembangan
perspektif strategis dari unit bisnis dalam mengarahkan
unit yang bersangkutan ke masa depannya. Fokus dari strategi
pemasaran adalah mencari cara-cara dimana perusahaan dapat membedakan diri secara efektif dari pesaingnya dan dengan kekuatan
yang berbeda tersebut memberikan nilai yang lebih
pemasaran yang baik kepada konsumennya.
1.3.
Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini di buat adalah
1.
Untuk memahami materi matakuliah Manajemen Tataniaga pertanian
lebih dalam lagi.
2.
Khususnya mahasiswa agribisnis diharapkan mampu untuk memperluas
wawasan tentang tataniaga pertanian, agar nantinya mampu menyesuaikan diri
dengan bidangnya.
3.
Agar mampu memahami batasan-batasan dalam melakukan tataniaga
nantinya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Tataniaga
Pertanian
Menurut Limbong dan Soitorus (1987, dalam Wulandari, 2008) pada
dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama dengan
pemasaran. Para ahli telah mendefinisikan pemasaran atau tataniaga sebagai sesuatu yang berbeda-
beda sesuai sudut pandang mereka. Pemasaran atau tataniaga dapat
didefinisikan sebagai suatu proses manajerial dimana
individu atau kelompok di dalamnya mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Tataniaga dapat juga diartikan sebagai suatu tempat atau wahana dimana
ada kekuatan supply
dan demand yang bekerja, ada
proses pembentukan harga dan terjadinya proses pengalihan
kepemilikan barang maupun jasa (Dahl dan Hammond, 1987),
sedangkan menurut Kohls dan Uhl (1990, dalam Kertawati, 2008)
tataniaga adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat dalam arus barang dan
jasa dari titik produksi hingga barang dan jasa tersebut ada di
tangan konsumen.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengertian tataniaga diatas maka didefinisikan pengertian
tataniaga pertanian secara umum, yaitu segala kegiatan yang
berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik
barang–barang hasil pertanian dari tangan produsen ke
tangan konsumen termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan.
3.1.
Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (1997, dalam Sari, 2008) pemasaran adalah suatu proses
dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok
mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang
bernilai. Pemasaran memperhatikan hubungan timbal balik
yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen serta aktivitas pesaing.
Rangkuti (2006, dalam Sari, 2008) mendefiniskan pemasaran sebagai proses kegiatan yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor sosial, politik, budaya, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut
adalahmasing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang
memiliki nilai komoditas.
Pemasaran diawali dengan pemahaman tentang kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen
akan produk dimana konsumen mengharap nilai produk tersebut
bermanfaat serata sesuai dengan biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan. Produk tersebut dapat dijumpai di pasar dalam sebuah
transaksi dengan produsen atau pemasarnya.
3.1.1. Unsur Strategi Persaingan
Rangkuti (2006, dalam Sari, 2008) mengklasifikasikan
unsur-unsur utama dalam pemasaran sebagai berikut:
a.
Segmemtasi pasar
Segmentasi pasar adalah tindakan
mengidentifikasi dan membetuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.
Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran
pemasaran tersendiri
b. Targeting
Targeting adalah suatu tindakan
memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan memasuki dan ditunjukkan untuk
pembeli.
c. Positioning
Positioning adalah penetapan posisi
pasar yaitu suatu tindakan yang membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok
istimewa dari produk di dalam pasar. Pengertian ini mengandung makna tempat suatu
produk atau merek sekelompok produk di dalam benak konsumen relatif terhadap
penawaran pesaingnya.
3.2. Bauran
Pemasaran
Bauran pemasaran
menurut Kasmir (2000) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu.
Artinya elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran itu
sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa didukung oleh elemen lain. Setiap elemen itu tidak dapat berjalan
sendiri–sendiri tanpa didukung oleh elemen yang lain.
Elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran adalah produk, harga,
tempat, promosi, SDM,process dan customer service,
sehingga secara keseluruhan terdapat tujuh komponen.
Penambahan ketiga komponen tersebut berkaitan dengan
sifat jasa dimana kegiatan produksi atau operasi sampai dengan kegiatan konsumsi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan.
3.2.1. Produk
Produk secara umum
diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Artinya apa pun wujudnya, selama itu dapat memenuhi
keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakan sebagai produk (Kasmir, 2000)
Menurut Kotler (2000, dalam Suheni, 2005) produk merupakan sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk
dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan.
3.2.2. Harga
Harga adalah aspek penting dalam kegiatan
bauran pemasaran. Penentuan harga menjadi sangat penting
untuk diperhatikan, mengingat, harga sangat menentukan
laku tidaknya produk dan jasa. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. (Kotler, 2000, dalam
Suheni, 2005)
3.2.3.
Distribusi
Distribusi adalah usaha melalui saluran pemasaran
yang dilakukan untuk
menyerahkan produk dari perusahaan atau
pemasar kepada konsumen.
Saluran pemasaran
yang dipilih dapat berupa distribusi langsung, distribusi tidak langsung,
atau kombinasi keduanya (Kotler dan Amstrong, 1997, dalam Sari, 2008).
Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan
menyalurkan produk dari titik konsumsi (Stanton dan Lamarto, 1991, dalam
Sari, 2008). Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan
saluran. Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan
saluran. Saluran distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat tingkatan, yaitu : saluran tingkatan
nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua dan saluran tingkat tiga
(Kotler, 1995, dalam Sari, 2008)
3.2.4. Promosi
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produknya, sehingga akan mendapat
perhatian dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
Menurut Stanton (1991, dalam Sari, 2008), promosi adalah
arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
3.3. Pertanian
Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan merupakan implementasi dari paradigma pembangunan berkelanjutan yang pada saat ini telah diterima sebagai
agenda politik-ekonomi pembangunan untuk semua negara di
dunia. Pengertian bakunya pertama kali dipopulerkan dalam
Laporan Komisi Dunia Tentang Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on Environment and Development)
tentang Masa Depan Bersama (Our Common Future), bahwa pembangunan berkelanjutan
merupakan pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masamendatang untuk
mencukupi kebutuhan mereka (Mitcheel et al., 2000 dalam Akbar,
2006). Pembangunan berkelanjutan merupakan produk etika
politik pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dimana
paradigma ini kini berusaha mengkoreksi atau menyingkirkan
paradigma developmentasi (pertumbuhan ekonomi dengan
pendekatan GNP) yang sangat antroposentris, yakni manusia dianggap sebagai pusat alam semesta dan memiliki nilai yang paling
utama/paling penting (Keraf, 2000 dalam Akbar, 2006).
Pendekatan inilah yang ditunjuk menjadi penyebab
kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan sebagai akibat dari eksploitasi yang berlebihan untuk kepentingan ekonomi.
Selanjutnya Salikin (2003, dalam Akbar, 2006), mengatakan sistem
pertanian berkelanjutan juga berisi suatu ajakan moral untuk
berbuat kebajikan pada lingkungan sumberdaya alam dengan
mempertimbangkan 3 (tiga) aspek berikut :
3.3.1. Kesadaran Lingkungan
Sistem budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari sistem
ekologis yang ada. Keseimbangan adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem
ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam.
3.3.2.
Bernilai Ekonomis
Sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangtan
untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pendek dan
jangka panjang serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi.
3.3.3.
Berwatak Sosial Atau Kemasyarakatan
Sistem pertanian harus selaras dengan norma-norma sosial dan
budaya yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat disekitarnya
Dari kasus di atas kita dapat melihat bahwa kasus utama yang menimpa
petani lokal adalah margin tataniaga yang ada di tingkat petani
dan pedagang (baik pengumpul maupun pedagang pengecer).
Margin tataniaga sendiri adalah perbedaan harga ditingkat
petani dengan harga ditingkat pengecer. Margin tataniaga
juga dapat diartikan sebagai perbadaan atau jarak vertikal antara kurva permintaan ( atau kurva penawaran ). Pengertian margin tataniaga ini
hanya mengacu pada perbedaan harga dan tidak menyatakan jumlah
produk yang dipasarkan (Dahl dan
Hammond, 1977 dalam Marharany, 2007 ).
Menurut Sudiyono, 2002 dalam Marharany, 2007, komponen
marjin tata niaga ini terdiri dari : 1) biaya yang diperlukan lembaga-lembaga
pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi tata niaga yang disebut biaya tata
niaga atau biaya fungsional dan 2) keuntungan (profit) lembaga tata niaga.
Limbong dan Sitorus (1985) mengungkapakan bahwa sifat umum dari margin tata
niaga yaitu :
1.
Marjin
tata niaga berbeda beda antara satu komoditi pertanian denga komoditi lainnya.
Hal ini disebabkan karena perbedaan jasa yang diberikan pada berbagai komoditi
mulai dari pintu gerbang petani sampai ke tingkat pengecer untuk konsumen akhir
.
2.
Marjin
tata niaga produk pertanian cendrung akan naik dalam jangka panjang dengan menurunnya
bagian harga yang diterima petani
3.
Marjin
tataniaga relatif stabil dalam jangka pendek terutama dalam hubungannya dengan
berfluktuasinya harga harga-harga produk hasil pertanian.
Pada permasalahan di atas pola saluran pemasaran yang
pertama merupakan bentuk saluran pemasaran langsung. Pola saluran pemasaran
seperti ini disebut juga saluran pemasaran nol tingkat karena pada pola ini
petani langsung menjual komoditas pisangnya pada konsumen lokal tanpa perantara
pemasaran. Konsumen lokal pada saluran ini adalah masyrakat sekitar yang
bertempat tinggal delkat petani tersebut. Pola saluran ini digunakan seeskali
waktu oleh petani sangat tergantung pada permintaan konsumenlokal.
Pola saluran pemasaran kedua diguanakan sebanyak 15,40% dari
total 55 petani responden. Pada pola ini petani menjual komoditas hasil taninya
kepada tengkulak dengan sistem borongan di kebun.dengan sistem in petani tidak
perlu melakaukan kegiataan pemanenan dan pasca panen Karena kegiatan tersebut dialakukan
oleh tengkulak. Tengkulak selalu menjual komoditas pertanian tersebut kepada
para pedagang pasar lokal. Pedagang lokal ini bertindak sebagai pedagang pengecer
yang menjual kepada konsumen lokal. Pola saluran pemasaran kedua merupakan pola
pemasaran semi langsung dengan tengkulak dan pedangang lokal selaku perantara
pemasaran.
Pola saluran ketiga merupakan pola saluran pemasaran tidak
langsung dengan banyak pihak yang bertindak selaku perantara pemasaran sehingga
saluran ini merupakan saluran terpanjang
dibandinglkan saluran pemasaran
lainnya. Ada empat pihak selaku
perantara pemasaran dalam pola ini yaitu
tengkulak, pengumpul lokal, pengumpul
regional dan pengecer regional. Saluran
pemasaran ini merupakan saluran
pemasaran yang paling banyak digunakan oleh petani
responden
Proses pendistribusian komoditas pertanian pada saluran pemasaran
keempat diklakukanmelalui tahapan sebagai berikut yaitu dari petani ke tengkulak kemudian
ke pedagang pengecer regional hingga akhirnya ke konsumen akhir. Pada pola ini para petani menjual komoditas usaha tani kepada
tengkulak dengan sistem borongan kebun, kemudian
tengkulak akan menjual kembali komoditas tersebut kepada
para pedagang pengecer regional. Pedagang pengecer regional dalam hal ini adalah para pedagang yang menjual komoditas pertanian di
wilayah tertentu. Selain empat pola saluran di atas, ada
juga, petani yang hanya menggunakan komoditas pertanian
mereka untuk keperluan sendiri.
Untuk itulah diperlukan perbaikan dalam sistem distribusi produk agar
distribusi menjadi lebih efisien dengan cara merubah pola
pemasaran (memotong alur distribusi menjadi dari petani -
konsumen). Dengan semakin efisiennya distribusi yang ada
akan menyebabkan peningkatan pendapatan petani. Selain itu cara lain untuk memperkecil marjin tataniaga diperlukan pendidikan dan
penyuluhan kepada petani mengenai klasifikasi dalam pemasaran
(seperti yang telah disebutkan pada tinjauan pustaka).
Dengan adanya segmentasi pasar diharapkan petani dapat
memilah dan mengolah sendiri produk yang akan dijual, sama
seperti yang dilakukan oleh para pedagang pengumpul dan pengecer. Sehingga pendapatan petani yang tadinya berbeda jauh dengan yang
didapatkan oleh pedagang pengumpul dan pengecer dapat
menjadi lebih kecil perbedaannya (marjin tataniaga
mengecil) serta membangun kemandirian petani.
Dari segi promosi, pemerintah daerah diharapkan dapat membantu para
petani dalam mempromosikan produk pertanian yang telah
mereka hasilkan agar peran pedagang pengumpul dan
pedagang pengecer dapat dikurangi dan dapat mengangkat
nama daerahnya dimata masyarakat daerah lain. Sedangkan peningkatan
pendapatan melalui segi produk dapat diperoleh melalui peningkatan produktivitas dan kualitas.
Apabila
telah dilakukan perbaikan terhadap sistem pemasaran yang ada maka pemerintah
dapat menerapkan sistem pertanian yang berkelanjutan kepada masyarakat.
Karena dengan meningkatkan kesejahteraan petani melalui faktor- faktor di atas diharapkan masyarakat akan tertarik untuk menekuni
bidang pertanian Indonesia.
3.4. Tinjauan Tataniaga
(Marketing) Hasil Pertanian
3.4.1.
Tata niaga
sebagai suatu proses
Menyoroti gerakan perpindahan
barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta
segala kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari
usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan
tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau kaleng, dipetikan
dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.
3.4.2.
Tata niaga
sebagai suatu sistem
Meliputi cara, model strategi
penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor
konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu banyak variasinya, yang
dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian masyarakat. Komponen-komponen
yang bekerja atas suatu sistem tata niaga tertentu selalu berusaha mencapai
tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata niaga terdiri dari berbagai sistem
ataupun subsistem pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tata niaga, atau
suatu mata rantai tata niaga (channel of marketing) bisa terdiri dari
satu atau beberapa lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai
saluran tunggal (sole agent) atau koperasi.
3.4.3.
Tata niaga
sebagai suatu kegiatan ekonomi.
Sebagai aktivitas ekonomi peninjauan
dari segi ini selalu menyoroti kegiatan yang produktif oleh sebab itu tinjauan
dari segi ini, tataniaga dianggap atau dipandang sebagai bagian dari kegiatan
produksi, dalam arti kata yang luas.
3.4.4.
Tata niaga
sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi.
Masyarakat selalu “berobah” dalam
arti kata berkembang sesuai dengan kemajuan-kemajuan jaman. Perkembangan
teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif) terhadap
sosial, budaya, sosial-politik, sosial ekonomi, preferensi dan lain-lain.
Spesialisasi misalnya akan merobah pola pembagian kerja dan lain-lain. Tuntutan
sektor konsumen turut pula mengalami perobahan atau penyusuaian atas
perubahan-perubahan tersebut, sehingga “jarak” antara sektor produsen kegiatan
sektor konsumenpun menjadi semakin “jauh”, sehingga semakin besar dan penting
pula peranan tata niaga. Timbullah badan-badan usaha (Perseroan Terbatas,
Firma, CV, Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi diri dari berbagai
profesinya dan didalam masyarakat terjadilah semacam pembagian peranan pihak
swasta, perorangan, badan dan pemerintah.
3.4.5.
Tata niaga
sebagai suatu kegiatan usaha niaga (business).
Munculnya bentuk-bentuk spesialisasi
menuntut penataan, pengorganisasian, pembiayaan, pengolahan, perencanaan, dan
lain-lain yang satu persatu menjadi komponen yang khusus. Badan- badan yang
bergerak dalam bidang niaga diarahkan dan dikontrol para manajer untuk
mengendalikan perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan itu memerlukan
kegiatan tata niaga bersama-sama dengan kegiatan produksi. Misalnya PND/PTP ada
biro atau bagian pemasaran bersama.
3.4.6.
Tata
niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan.
Sebagai salah satu bagian dari unit
perusahaan tata niaga sifatnya operasional. Dalam pelaksanaan operasional ini,
kegiatan tata niaga diorganisasikan dalam berbagai unit yang lebih kecil yang
mengkhususkan diri, seperti bagian iklan, langganan, penjualan, pergudangan,
penelitian pasar, pengembangan, dan lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah yang dapat
dilakukan pemerintah menuju sistem pertanian berkelanjutan
melalui perbaikan sistem pemasaran adalah dengan
mengefisiensikan distribusi yang ada, promosi terhadap
produk yang telah dihasilkan, pembagian level pemasaran dan perbaikan produk. Sehingga marjin tataniaga antara petani dan pedagang pengecer
dapat diminimalkan.
4.2.
Saran
Pemerintah diharapkan dapat mengefisienkan pola tata niaga dan pemasaran
yang ada, melalui peningkatan fasilitasa transportasi,
sarana pengolahan produk dan lain- lain. Karena barang-barang
dan jasa selalu dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu. Jadi barang harus
tersedia setiap saat dibutuhkan oleh konsumennya (kegunaan waktu (time
utility)).
DAFTAR PUSTAKA
TEORI PEMASARAN, ASPEK PASAR DAN STRATEGI
PEMASARAN PERUSAHAAN AGRIBISNIS
Modul
|
TEORI PEMASARAN,
ASPEK PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AGRIBISNIS
|
5
|
DESKRIPSI MODUL
Modul ini disusun sebagai
materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman tentang pasar produk Agribisnis
serta memberikan bekal ilmu dalam menerapkan strategi pemasaran produk usaha agribisnis yang direncanakan mahasiswa. Setelah
mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan akan dapat memahami tentang pasar,
menganalisis pasar serta membuat strategi pemasaran rancangan suatu usaha
agribisnis
TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Aspek kognitif:
· Memahami pasar
yang dihadapi produk agribisnis
· Memahami
macam-macam
strategi pemasaran yang bisa diterapkan
· Mengetahui
manfaat adanya inovasi sebagai akibat adanya daur hidup produk
2. Aspek afektif
· Menyadari kegiatan pemasaran merupakan tantangan besar suatu
usaha komersil
· Memiliki motivasi yang tinggi untuk berhasil
· Menyadari pentingnya strategi pemasaran sebagai
salah satu syarat keberhasilan pemasaran suatu produk
3.Aspek
psikomotorik:
· Mampu menganalisis jenis pasar yang dihadapi
· Mampu
mengidentifikasi peluang dan potensi pasar
· Mampu
menghimpun dan mengolah informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi
pemasaran produk usaha agribisnis
· Mampu
membuat rancangan strategi pemasaran yang berkaitan dengan segmentasi, targetting,
positioning, serta marketing mix rancangan usaha agribisnis kelompok
· Mampu membuat rancangan inovasi produk dari produk utama
Bahan
Kajian 5
TEORI
PEMASARAN, ASPEK PASAR DAN
STRATEGI PEMASARAN
TEORI PEMASARAN
Pemasaran
adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang
perantara ke konsumen. Definisi lain menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan
produk yang bernilai kepada pihak lain.
Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai
produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut.
Kegiatan-kegiatan
dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen saja
dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam
kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi
pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk
mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga
yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka akan
sangat mudah menjual barang-barang tersebut.
Konsep-konsep
inti pemasaran dapat ditunjukkan dalam gambar berikut ini :

Gambar
5.1. Konsep-konsep Inti Pemasaran
Konsep
paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya
perkembangan jaman, kebutuhan berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi
suatu produk dengan ciri khas tertentu.
Munculnya keinginan akan menciptakan permintaan spesifik terhadap suatu
jenis produk. Seseorang dalam menentukan
keputusan pembelian akan mempertimbangkan nilai dan kepuasan yang akan didapat
dari mengkonsumsi suatu produk. Apabila konsumen yakin akan nilai dan kepuasan yang
akan didapat, maka konsumen akan melalukan pertukaran dan transaksi juall beli
barang dan jasa. Hal inilah yang
mendasari terjadinya pasar.
Tujuan sistem pemasaran :
Secara
umum, tujuan sistem pemasaran adalah sebagai berikut :
Ø Memaksimumkan
konsumsi
Ø Memaksimumkan
utilitas (kepuasan) konsumsi
Ø Memaksimumkan
pilihan
Ø Memaksimumkan
mutu hidup
Kualitas,
kuantitas, ketersediaan, harga, lingkungan
Efisiensi Pemasaran :
Yang
dimaksud dengan efisiensi pemasaran adalah seberapa besar pengorbanan yang
harus dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran menunjang hasil yang bisa didapatkan
dari kegiatan pemasaran tersebut. Efisiensi pemasaran dapat dicari dengan menghitung rasio “keluaran-masukan” dalam kegiatan
pemasaran yang dilakukan. Semakin tinggi nilai rasio
keluaran-masukan, maka pemasaran yang dilakukan semakin efisien. Umumnya
efisiensi dapat dicapai dengan salah satu di antara empat cara berikut :
Ø
Keluaran tetap konstan, masukan mengecil
Ø
Keluaran meningkat, masukan konstan
Ø
Keluaran meningkat dalam kadar yang lebih tinggi
dari peningkatan masukan
Ø
Keluaran menurun dalam kadar yang lebih rendah dari
penurunan masukan
FUNGSI PEMASARAN :
1.
Fungsi
pertukaran
Produk
harus dijual dan dibeli
sekurang-kurangnya sekali selama proses pemasaran
Misal
:
Ø Produsen
– Konsumen
Ø Produsen
– Tengkulak
Ø Tengkulak
– Pedagang Besar
Ø Tengkulak
– Pengecer
Didalam
proses jual beli terbentuklah harga. Harga terbentuk dari bertemunya antara
penawaran dengan permintaan dalam pasar persaingan. Pihak yang terlibat bisa
banyak, yaitu produsen, tengkulak, pedagang besar, agen/distributor, pedagang
antar kota, pedagang
pengecer, konsumen, dan sebagianya. Pihak-pihak tersebut ada yang mempunyai hak
milik, ada yang tidak tetapi masing-masing mendapat imbalan sesuai dengan
jasanya. Kebanyakan produk Agribisnis dijual/dibeli beberapa kali selama proses
pemasaran tergantung panjang pendeknya saluran pemasaran.
2.
Fungsi
Fisis
Yang
termasuk dalam kegiatan-kegiatan fungsi fisis yaitu pengangkutan, penggudangan,
dan pemrosesan produk.
Mengingat sifat produk pertanian yang musiman, mudah
rusak dan tidak tahan lama, membuat fungsi fisis sangat perlu diperhatikan.
Mudah rusaknya komoditi pertanian membuat perlua adanya penanganan khusus pada
saat pendistribusian dan pengangkutan, seperti pengemasan yang tepat untuk
setiap jenis produk, pengiriman dengan sarana transportasi dengan lemari
pendingin, dan sebagainya.
Beberapa komoditi pertanian yang bersifat musiman, tidak
mungkin memenuhi permintaan pasar setiap saat dalam bentuk segar. Sehingga pada
saat tidak musimnya, konsumen tidak dapat mendapatkannya. Tetapi dalam bentuk olahan, memungkinkan
produsen dan pemasar memenuhi permintaan sepanjang tahun. Untuk itulah diperlukan fungsi fisis berupa
pemrosesan produk. Adanya kegiatan pemrosesan, berarti juga sangat terkait
dengan kebutuhan penyimpanan dan penggudangan untuk mengatur stok.
3. Fungsi penyediaan sarana
Ø
Informasi pasar
sumber/produsen, harga pada beberapa
pasar, mutu, tarif angkutan, dsb
Ø
Standarisasi mutu
Standarisasi
komoditi pertanian dalam bentuk segar lebih sulit distandarisasi dari pada
produk dalam bentuk olahan
Ø
Pembiayaan
Lembaga keuangan negara
& swasta, kebijakan pemerintah (kredit ringan, bantuan modal), dsb
Ø
Penanggungan resiko
Resiko Fisis : angin, kebakaran,
banjir, pencurian, kerusakan.
Resiko Pasar :tidak
laku, harga jatuh, persaingan ketat
Untuk mengurangi
resiko, usaha yang bisa dilakukan antara lain adalah :
Ø
Resiko fisis
Misal : asuransi, pengemasan, transportasi dg
pendingin, pemasangan tanda bahaya, dsb
Ø
Resiko pasar
Misal
: diversifikasi usaha, kontrak di muka, dsb
Biaya Pemasaran :
Biaya
pemasaran menunjukkan bagian dari pembayaran konsumen yang diperlukan untuk
menutup biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran. Yang termasuk biaya pemasaran produk-produk
pertanian antara lain adalah :
Ø
Biaya transportasi
Ø
Biaya pengemasan
Ø
Biaya penyimpanan/ penggudangan
Ø
Biaya pemesanan
Ø
Biaya merek dagang
Ø
Pajak
Ø
Biaya resiko kerusakan
Ø
dsb
Saluran Pemasaran :
Yang
dimaksud dengan saluran pemasaran adalah jejak perpindahan barang dari produsen
ke konsumen akhir.
Contoh : saluran pemasaran komoditi Jeruk adalah :
Petani à
Tengkulak à Pedagang Pengumpul à
Pedagang Pengecer à Konsumen
Semakin
panjang saluran pemasaran, biaya pemasaran akan semakin besar karena semakin
banyak pelaku-pelaku yang ikut serta dalam kegiatan pemasaran. Yang menyebabkan biaya pemasaran semakin
besar, tidak hanya dari semakin banyaknya biaya transportasi saja karena
perpindahan produk berkali-kali tetapi juga karena setiap pelaku pasar
mengambil keuntungan.
Margin Pemasaran :
Marjin
pemasaran didefinisikan sebagai selisih harga di tingkat produsen dengan di
tingkat konsumen. Marjin pemasaran berbeda
dengan biaya pemasaran meskipin ada kemungkinan besarnya marjin pemasaran sama
dengan biaya pemasaran. Terkadang marjin
pemasaran lebih kecil dari pada biaya pemasaran karena ada pelaku pasar yang
menanggung kerugian.
ASPEK PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN
Aspek pasar dan strategi pemasaran dalam studi rancangan
usaha menempati posisi yang penting, karena sebagai titik tolak penilaian
apakah suatu usaha akan dapat
berkembang, tetap seperti saat didirikan, atau bahkan cenderung akan mengalami
penurunan. Pada tahap ini besarnya permintaan produk serta kecenderungan
perkembangan permintaan yang akan datang
selama usaha yang dijalankan
perlu dianalisis dengan cermat. Tanpa
perkiraan jumlah permintaan
produk yang cermat dikemudian hari usaha dapat terancam yang disebabkan karena
kekurangan atau kelebihan permintaan.Tidak sedikit suatu usaha yang berjalan
tersendat-sendat hanya karena permintaan
produknya jauh lebih kecil dari perkiraan, ataupun karena sebelum mengembangkan
usaha tidak dilakukan analisis perkiraan permintaan. Kekurangan permintaan
produk mengakibatkan mesin dan
peralatan bekerja di bawah kapasitas,
jumlah karyawan yang berlebihan, organisasi perusahaan tidak sepadan sehingga
beban biaya menjadi berat. Oleh karena
itu, maka analisis aspek pasar dan strategi pemasaran dalam studi rancangan
usaha agribisnis menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Analisis Pasar
1. Luas Pasar
Luas pasar bagi perusahaan tidak selalu berarti penjumlahan seluruh
populasi penduduk. Populasi penduduk tidak selalu berarti populasi pasar.
Populasi pasar (Market population)
atau sering disebut sebagai potensial pasar adalah keseluruhan permintaan
terhadap produk tertentu pada wilayah dan periode waktu yang berbeda pula.
Tidak semua potensi permintaan
tersebut mampu dicapai (accesable)
atau dilayani oleh industri produk tertentu (keseluruhan perusahaan sejenis).
Dan juga tidak semua total pasar tersebut sesuai dengan kapasitas total
perusahaan maupun tujuan perusahaan, bagi pasar potensial ini merupakan bagian
pasar yang tersedia (available market)
bagi perusahaan.
Dari potensi pasar yang
tersedia tidak semua permintaannya dapat dipenuhi oleh perusahaan produk
tertentu karena diperlukan beberapa persyaratan tertentu, misalnya kualitas
produk. Sehingga perlu dibedakan lagi pasar yang tersedia dan sekaligus juga
memenuhi persyaratan (qualified available
market) tertentu.
Meskipun demikian, bagian
pasar yang tersedia tersebut itupun masih pula diperebutkan oleh
pesaing-pesaing perusahaan. Sehingga dapat terjadi, bagian pasar yang dilayani (served marked) perusahaan akan menjadi
kecil. Dan juga tidak semua bagian pasar yang dilayani akan menjadikan sasaran
(target) pasar bagi perusahaan sesuai dengan kemampuan maupun tujuan
perusahaan.
Bagi pasar (target market)
yang akan dilayani perusahaan adalah sasaran yang merupakan rencana penguasaan
pasar. Akan tetapi dalam realisasi, dapat terjadi penguasaan pasar yang dicapai
dapat lebih rendah dari rencana. Bagian pasar yang dapat dikuasai adalah pasar
actual yang direalisir. Bagian ini bila dibandingkan dengan pasar yang dapat
dipenuhi oleh keseluruhan industri adalah kemampuan penguasaan perusahaan atas
pasar (market share).
Secara ringkas beberapa
pengertian tentang tingkatan luas bagian-bagian pasar dapat ditujunkan sebagai
berikut :
Populasi
pasar
|
Pasar
yang tersedia
|
Pasar
yang dilayani
|
Sasaran
pasar
|
Pasar
aktual
|


|
Gambar 5.2 Tingkatan Luas Pasar
2. Analisis Potensi Pasar (Market Share Perusahaan)
Bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan
apabila dibandingkan dengan penjualan seluruh industrinya (total penjualan
perusahaan yang sejenis) dikenal sebagai Market
Share. Sehingga dapat dikatakan bahwa market share merupakan proporsi
kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan penjualan seluruh pesaing, termasuk
penjualan perusahaan itu sendiri. Tingkat market share ditunjukan dan
dinyatakan dalam angka prosentase.
Atas dasar angka tersebut dapat diketahui kedudukan
perusahaan dan juga kedudukan pesaing-pesaingnya dipasar. Sehingga seringkali
tingkat market share dapat dipergunakan dalam pedoman atau standart
keberhasilan pemasaran perusahaan dalam kedudukannya dengan pesaing-pesaingnya.
Market-Share (absolute maupun relatif) yang merupakan indikator
perusahaan yang mampu menjelaskan tentang :
1. kemampuan
perusahaan menguasai pasar.
Kemampuan penguasaan pasar dapat dipandang sebagai
salah satu indikator keberhasilan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan
atau meningkatkan tingkat market share. Sehingga pencapaian tujuan berarti juga dianggap
sebagai keberhasilan perusahaan.
2.
Kedudukan (posisi) perusahaan
di pasar persaingan.
Berdasaar tingkat market share, kedudukan
masing-masing perusahaan dapat dilakukan urutan atau rangkingnya dalam pasar
persaingan. Secara berturut-turut posisi perusahaan dapat dibedakan sebagai :
Marker
Leader, Challenger, Follower, dan Market Nicher.
Perlu memilih dan menentukan perusahaan-perusahaan lain
yang dianggap sebagai pesaing perusahaan. Rasio ini, dikenal sebagai Relative Market Share adalah lebih
realistis.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada
usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta
lokasinya. Strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu:
segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting),
dan penetapan posisi pasar (positioning) (Kotler, 2001). Setelah
mengetahui segmen pasar, target pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun
strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari
strategi produk, harga, penyaluran/ distribusi dan promosi (Assauri, 1999).
A. Segmentasi Pasar (Segmenting)
Secara umum, terdapat tiga
falsafah dasar sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mendekati pasar, yakni
pemasaran masal dimana keputusan untuk memproduksi dan mendistribusi produk
secara masal, pemasaran berbagai produk yang menyajikan pilihan produk berbeda untuk
segmen berbeda, dan pemasaran terarah yang mengembangkan produk untuk pasar
yang spesifik.
1. Pemasaran masal, di mana para
penjual memproduksi secara masal, mendistribusikan secara masal, dan
mempromosikan secara masal satu produk kepada semua pembeli. Pemikirannya, bahwa
biaya produksi dan harga menjadi murah dan dapat menciptakan pasar potensial
paling besar.
2. Pemasaran berbagai produk, di
mana penjual memproduksi dua macam produk atau lebih yang mempunyai sifat,
gaya, mutu, ukuran dan sebagainya yang berbeda. Pemikirannya, bahwa konsumen
memiliki selera berbeda yang berubah setiap waktu, dan selalu mencari variasi
serta perubahan.
3. Pemasaran terarah, di sini
penjual mengenali berbagai segmen pasar, memilih satu atau beberapa di
antaranya, dan mengembangkan produk serta bauran pemasaran yang disesuaikan
dengan karakteristik masing-masing konsumen.
Produsen atau perusahaan
modern, kini menjauhi pemasaran masal dan pemasaran berbagai produk, dan
mendekati pemasaran terarah. Penjual dapat mengembangkan produk yang tepat
untuk setiap pasar sasaran dan menyesuaikan harga, saluran distribusi, dan
iklannya untuk mencapai pasar sasaran secara efisien.
Dengan menggunakan pemasaran
terarah, yang semakin dekat dengan bentuk pemasaran mikro, perusahaan menyesuaikan
program pemasaran pada kebutuhan dan keinginan dari segmen geografik,
demografik, psikografik, atau tingkah laku, yang telah ditentukan secara
sempit. Bentuk akhir dari pemasaran terarah adalah pemasaran yang disesuaikan,
yaitu bila perusahaan menyesuaikan produk dan program pemasaran pada kebutuhan
pelanggan secara spesifik.
Segmentasi pasar adalah
kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam
satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Kotler, 2001). Dengan
kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok
pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda
yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Perusahaan membagi pangsa
pasar ke dalam segmen-segmen pasar tertentu di mana masing-masing segmen
tersebut bersifat homogen. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan
yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam
hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk
untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut. Dengan
demikian dapat berkreasi dengan suatu penambahan penggunaan yang khusus untuk
konsumen dalam segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi
terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan
dari produk tersebut.
Perusahaan atau para penjual
mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran segmen pemasaran, yakni segmentasi
pasar konsumen, segmentasi pasar industri, dan segmentasi pasar internasional.
Kelompok segmen pasar tersebut memiliki karakteristik berbeda, sehingga
memerlukan cara tersendiri untuk menanganinya.
Membuat Segmentasi Pasar
Konsumen
Tidak ada cara tunggal untuk
membuat segmen pasar. Pemasar harus mencoba variabel segmentasi yang berbeda,
secara sendiri atau kombinasi untuk mencari cara terbaik untuk memetakan
struktur pasar. Terdapat beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk
menentukan segmentasi pasar, yakni variabel geografik, demografik, psikografik,
dan tingkah laku tertentu.
1. Segmentasi Geografik
Segmentasi geografik membagi
pasar menjadi beberapa unit secara geografik seperti negara, regional,
propinsi, kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan dan kompleks perumahan.
Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa
wilayah geografik ini atau beroperasi di semua wilayah tetapi tidak
memperhatikan kebutuhan dan keinginan psikologis konsumen.
Banyak
perusahaan dewasa ini “merigionalkan“ program pemasaran
produknya, dengan melokalkan produk, iklan, promosi dan usaha penjualan agar
sesuai dengan kebutuhan masingmasing regional, kota, bahkan kompleks perumahan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi
pasar demografik membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel
seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, jumlah keluarga, umur anak,
pendapatan, jabatan, lokasi geografi, mobilitas, kepemilikan rumah, pendidikan,
agama,
ras atau kebangsaan.
Faktor-faktor demografik ini merupakan dasar paling populer untuk membuat
segmen kelompok konsumen.
Alasannya utamanya, yakni
kebutuhan konsumen, keinginan, dan mudah diukur. Bahkan, kalau segmen pasar
mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografik pasti
diketahui agar mengetahui besar pasar sasaran dan untuk menjangkau secara
efisien.
a. Umur dan Tahap Daur Hidup
Perusahaan menggunakan
segmentasi umur dan daur hidup, yakni menawarkan produk berbeda atau
menggunakan pendekatan pemasaran yang berbeda untuk kelompok umur dan daur
hidup berbeda. Misalnya, beberapa perusahaan makanan ringan “ciki” membuat
produknya untuk konsumsi kaum anak-anak dan remaja.
b. Jenis Kelamin
Perusahaan menggunakan
segmentasi jenis kelamin untuk memasarkan produknya, misalnya pakaian,
kosmetik, dan majalah. Banyak perusahaan kosmetika, yang mengembangkan produk
parfum yang hanya ditujukan kepada para wanita atau kaum pria.
c. Pendapatan
Pemasar produk telah lama
menggunakan pendapatan menjadi segmentasi pemasaran produk dan jasanya, seperti
mobil, kapal, pakaian, kosmetik dan jasa transportasi. Banyak perusahaan
membidik konsumen kaya dengan barang-barang mewah dan jasa yang memberikan
kenyamanan dan keselamatan ekstra, sebaliknya ada beberapa perusahaan kecil yang
membidik konsumen dengan level social-ekonomi menengah ke bawah.
d. Segmentasi Demografik Multivariasi
Perusahaan banyak yang
mensegmentasi pasar dengan menggabungkan dua atau lebih variabel demografik.
Misalnya, suatu pemasaran produk yang segmentasi pasarnya diarahkan pada umur
dan jenis kelamin.
3. Segmentasi Psikografik
Segmentasi psikografik
membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas
sosial, gaya hidup atau kepribadian. Dalam kelompok domografik, orang yang berbeda
dapat mempunyai ciri psikografik yang berbeda.
a. Kelas Sosial
Kelas sosial ternyata
mempunyai pengaruh kuat pada pemilihan jenis mobil, pakaian, perabot rumah
tangga, properti, dan rumah. Pemasar menggunakan variabel kelas sosial sebagai
segmentasi pasar mereka.
b. Gaya Hidup
Minat manusia dalam berbagai
barang dipengaruhi oleh gaya hidupnya, dan barang yang mereka beli mencerminkan
gaya hidup tersebut. Atas dasar itu, banyak pemasar atau produsen yang
mensegmentasi pasarnya berdasarkan gaya hidup konsumennya. Sebagai misal,
banyak produsen pakaian remaja yang mengembang-kan desain produknya sesuai
dengan selera dan gaya hidup remaja.
c. Kepribadian
Para pemasar juga menggunakan
variabel kepribadian untuk mensegmentasi pasar, memberikan kepribadian produk
mereka yang berkaitan dengan kepribadian konsumen. Strategi segmentasi pasar yang berhasil berdasarkan pada
kepribadian telah dipergunakan untuk produk seperti kosmetik, rokok, dan minuman
ringan.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku
mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau
reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar meyakini bahwa variabel tingkah
laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
a. Kesempatan
Segmentasi kesempatan membagi
pasar menjadi kelompok berdasarkan kesempatan ketika pembeli mendapat ide untuk
membeli atau menggunakan barang yang dibeli. Pembeli dapat dikelompokkan
menurut kesempatan ketika mereka mendapat ide untuk membeli, benar-benar
membeli, atau menggunakan barang yang dibeli. Segmentasi kesempatan dapat
membantu perusahaan meningkatkan pemakaian produknya.
Sebagai misal, Kodak
menggunakan segmentasi kesempatan untuk merancang dan memasarkan kamera sekali
pakai. Konsumen hanya perlu memotrek dan mengembalikan film, kamera, dan
semuanya, untuk diproses. Dengan menggabungkan lensa, kecepatan film, dan
peralatan tambahan yang lain. Kodak mengembangkan kamera versi khusus untuk
hampir segala macam kesempatan, dari fotografi bawah air sampai memotret bayi.
b. Manfaat yang Dicari
Salah satu bentuk segmentasi
yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat yang mereka cari dari
produk. Segmentasi manfaat membagi pasar menjadi kelompok menurut beragam
manfaat berbeda yang dicari konsumen dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya
manfaat utama yang dicari orang dalam produk, jenis orang yang mencari setiap
manfaat, dan merek utama yang mempunyai manfaat.
Perusahaan dapat menggunakan
segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya,
serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan
meluncurkan merek yang memberikan manfaat itu.
c. Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasi
menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna
pertama kali, danpengguna regular dari suatu produk. Pemimpin pemasaran akan memfokuskan
pada cara menarik pengguna potensial, sedangkan perusahaan yang lebih kecil
akan memfokuskan pada cara menarik pengguna saat ini agar meninggalkan pimpinan
pemasaran.
d. Tingkat Pemakaian
Dalam segmentasi tingkat
pemakaian, pasar dapat dikelompokkan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah
dan berat. Jumlah pengguna berat seringkali hanya sebagian kecil dari pasar,
tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian.
Pengguna produk dibagi
menjadi dua bagian sama banyak, yakni separuh pengguna ringan, dan separuh
pengguna berat, menurut tingkat pembelian dari produk spesifik. Sebagai contoh,
ditunjukkan bahwa sejumlah 41% rumah tangga yang disurvai membeli bir, sebesar
87% pengguna berat peminum bir (hampir tujuh kali lipat dari pengguna ringan).
e. Status
Loyalitas
Sebuah perusahaan dapat
disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap
merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi beberapa kelompok menurut tingkat
loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal(membeli selalu membeli
satu jenis produk), kelompok lain agak loyal (mereka loyal pada dua merek atau
lebih dari suatu produk, atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli
merek yang lain).
Pemasar harus berhati-hati
ketika menggunakan loyalitas merek dalam strategi segmentasinya. Pola pembelian
yang loyal pada merek ternyata mencerminkan sebagai kebiasaan, sikap acuh tak acuh,
harga yang rendah atau daftar yang telah tersedia.
Membuat Segmentasi Pasar
Industri
Tahapan penentuan segmentasi industri
pada umumnya, pertama memilih dan menentukan industri yang dilayani; dalam
industri terpilih, para pemasar bisa mensegmentasi berdasarkan ukuran pelanggan
dan lokasi geografik; lebih lanjut segmentasi dapat difokuskan berdasarkan
pendekatan atau kriteria pembelian.
Basis
segmentasi untuk pasar industrial adalah aspek geografis, demografis, faktor
situasional, dan karakteristik-karakteristik personal.
1. Geografis (wilayah, sentra
industri dan perdagangan).
2.
Demografis (jenis industri, kapasitas atau luas
produksi).
3.
Variabel operasional (tingkat teknologi, pola
konsumsi, kapabilitas dan kebutuhan pelanggan).
4.
Pendekatan pembelian (tingkat wewenang bagian pembelian,
struktur wewenang, kebijakan pembelian, kriteria pembelian).
5.
Faktor
situasional (tingkat kepentingan, penggunaan, tingkat pemesanan).
6.
Karakteristik personal (kesamaan pembeli-penjual,
sikap terhadap resiko, tingkat loyalitas terhadap pemasok).
Membuat Segmentasi
Internasional
Perusahaan dapat
mensegmentasi pasar internasional dengan menggunakan satu variabel atau suatu
kombinasi dari beberapa variabel. Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan lokasi geografik, yakni mengelompokkan
negara menurut regional, seperti Eropa Barat, Sekitar Pasifik, Timur Tengah,
atau Afrika, atau Negara-negara yang sudah diorganisasikan secara geografis
menjadi kelompok pasar, atau “zona perdagangan bebas,” seperti Uni Eropa,
Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa, atau Asosiasi perdagangan bebas Amerika
Utara. Segmentasi geografik ini menganggap bahwa bangsa yang hidup berdampingan
mempunyai banyak sifat dan tingkah laku yang sama.
Pasar internasional dapat
juga disegmentasikan berdasarkan faktor-faktor
ekonomi. Misalnya, negara-negara dapat dikelompokkan menurut tingkat
pendapatan penduduk atau menurut tingkat perkembangan ekonomi secara
keseluruhan, seperti negara Kelompok Tujuh, yakni Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Jerman, Jepang, Kanada dan Italia yang memiliki industri telah
mantap. Selain itu, negara-negara dapat juga disegmentasi berdasarkan faktor-faktor politik dan peraturan,
seperti tipe dan stabilitas pemerintahan, penerimaan terhadap perusahaan asing,
peraturan moneter, dan jumlah birokrasi. Faktor-faktor
budaya, dapat juga dipergunakan, pengelompokan pasar berdasarkan pada
bahasa, pengelompokkan pasar berdasarkan pada bahasa, agama, nilai-nilai dan
sikap, kebiasaan dan pola tingkah laku bersama. Mensegmentasi pasar internasional
mengganggap bahwa segmen tersebut terdiri atas faktor-faktor geografi, ekonomi,
politik, dan budaya lain, yang menganggap bahwa segmen tersebut terdiri atas
kumpunan negara.
Proses Segmentasi Pasar
Proses
segmentasi mempunyai beberapa langkah. (1) identifikasi basis segmentasi pasar,
(2) mengumpulkan informasi pasar, (3) mengembangkan komposisi profil segmen,
(4) penetapan konsekuensi pemasaran, (5) estimasi masing-masing potensi segmen
pasar, (6) analisis peluang pasar, dan (7) penetapan penguasaan pasar.
Langkah-langkah
proses segmentasi pasar tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:



![]() |


![]() |
Gambar 5.3. Proses Segmentasi Pasar
Pentingnya Melakukan Segmentasi

1.
Peusahaan dapat lebih baik memahami perilaku
segmen-segmen pasar yang lebih homogen sehingga dapat lebih baik dalam melayani
kebutuhan-kebutuhan mereka. Program pemasaran dapat lebih diarahkan sesuai
dengan perilaku dan kebutuhan masing-masing segmen pasar.
2.
Apabila pasar terlalu luas dan berperilaku sangat
beragam, perusahaan dapat memilih satu atau beberapa segmen pasar saja.
Sehingga kapasitas pasar dapat lebih sesuai dengan luas segmen-segmen pasar
yang terbentuk.
3. Pasar bersifat dinamis, tidak statis, yang berarti
bahwa pasar berkembang terus yang ditandai dengan perubahan-perubahan seperti
sikap, siklus kehidupan, kondisi keluarga, pendapatan, pola geografis dan
sebagainya.
4. Produk barang atau jasa berubah sesuai dengan
siklus kehidupan produk tersebut, dari tahap perkenalan sampai tahap penurunan.
Persyaratan Segmentasi Yang Efektif
Ada
banyak cara untuk mensegmentasi pasar, namun tidak semua segmentasi efektif.
Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan segmentasi
pasar yang efektif. Keempat faktor tersebut adalah:
1. Dapat
diukur (Measurability), yaitu
informasi mengenai sifatsifat pembeli yang mencakup ukuran, daya beli dan
segmen yang dapat diukur. Misalnya, jumlah segmen masyarakat kaya sebagai calon
pembeli mobil yang dijadikan segmen penjualan mobil Toyota Kijang.
2. Dapat dijangkau (Accessibility), yaitu segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani
secara efektif.
3. Besarnya
cakupan (Substantiality), yaitu
tingkat keluasan segmen pasar dan menjanjikan keuntungan bila dilayani. Suatu segmen
sebaiknya merupakan kelompok yang homogen dengan jumlah yang cukup besar,
sehingga cukup bernilai jika dilayani dengan program pemasaran yang
disesuaikan.
4. Dapat dilaksanakan, yakni program yang efektif
dapat dirancang untuk menarik dan melayani segmen tersebut. Sebagai misal,
walaupun sebuah perusahaan angkutan antar kota
mengidentifikasi sepuluh segmen pasar, namun stafnya terlalu sedikit untuk
mengembangkan pemasaran terpisah bagi tiap segmen.
5. Memberikan keuntungan (profitable)
Segmentasi pasar bukanlah pekerjaan yang
mudah. Apabila segmen-segmen pasar yang telah terbentuk masing-masing atau
sebagian besar tidak memberikan keuntungan dari perbedaan tersebut, maka usaha
ini tidak bermanfaat. Artinya hanya segmen-segmen yang memberikan peluang untuk
keuntungan rancangan tersebut yang bermanfaat.
B. Target Pasar (Targetting)
Dalam menetapkan sasaran pasar
(target pasar), perusahaan terlebih dulu harus melakukan segmentasi pasar,
dengan cara mengelompokkan konsumen (pembeli) ke dalam kelompok dengan
ciri-ciri (sifat) yang hampir sama. Setiap kelompok konsumen dapat dipilih
sebagai target pasar yang akan dicapai. Segmentasi pasar dimaksudkan untuk
mengkaji dan mencari kesempatan segmen pasar yang dihadapi perusahaan, menilai
segmen pasar, dan memutuskan berapa banyak dari segmen pasar yang ada tersebut
yang akan dilayani oleh perusahaan. Penentuan
target pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat melayani seluruh
konsumen atau pembeli yang ada di pasar. Pembeli yang ada terlalu banyak dengan
kebutuhan dan keinginan yang beragam atau bervariasi, sehingga perusahaan harus
mengidentifikasi bagian pasar mana yang akan dilayaninya sebagai target pasar.
Kegiatan pemasaran akan lebih
berhasil jika hanya diarahkan kepada konsumen tertentu sebagai target pasar
yang dituju. Target pasar adalah kelompok konsumen yang agak homogen, yang akan
dijadikan sasaran pemasaran perusahaan. Dalam
hal ini perusahaan harus memperhatikan jenis kebutuhan dan keinginan konsumen.
Selain itu perlu diperhatikan pula kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen
manakah yang akan dipenuhi. Konsumen memang pembeli yang harus dilayani
perusahaan dengan memuaskan. Namun, tidak mungkin perusahaan benar-benar dapat
memberikan kepuasan kepada seluruh konsumen yang ada di pasar, karena
terbatasnya kemampuan atau sumber daya perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu
menentukan batas pasar yang akan dilayani atau yang menjadi target pasar,
melalui pengelompokkan konsumen berdasarkan ciri-ciri atau sifatnya dikaitkan dengan
kebutuhan dan keinginan mereka.
Adapun yang dimaksud dengan
target pasar adalah kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri atau sifat
hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai dengan
strategi bauran pemasaran (marketing mix). Dengan ditetapkannya target
pasar, perusahaan dapat mengembangkan posisi produknya dan strategi bauran
pemasaran untuk setiap target pasar tersebut. Target pasar perlu ditetapkan,
karena bermanfaat dalam :
1. Mengembangkan
posisi produk dan strategi bauran pemasaran.
2. Memudahkan
penyesuaian produk yang dipasarkan dan strategi bauran pemasaran yang
dijalankan (harga yang tepat, saluran distribusi yang efektif, promosi yang
tepat) dengan target pasar.
3. Membidik
peluang pasar lebih luas, hal ini penting saat memasarkan produk baru.
4. Memanfaatkan
sumber daya perusahaan yang terbatas seefisien dan seefektif mungkin
5. Mengantisipasi
persaingan
Dengan mengidentifikasikan
bagian pasar yang dapat dilayani secara efektif, perusahaan akan berada pada
posisi lebih baik dengan melayani konsumen tertentu dari pasar tersebut.
Dalam memilih pasar yang
dituju (target pasar), perusahaan dapat menempuh tiga alternatif strategi,
yaitu: (1) Strategi yang Tidak Membeda-bedakan Pasar (Undifferentiated
Marketing), (2) Strategi yang Membeda-bedakan Pasar (Differentiated
Marketing), (3) Strategi yang Terkonsentrasi (Concentrated Marketing).
(1). Undifferenciated Marketing
- Meninjau pasar secara keseluruhan.
- Memusatkan perhatian pada kesamaan kebutuhan konsumen.
- Menghasilkan dan memasarkan satu macam produk.
- Menarik semua konsumen dan memenuhi kebutuhan semua konsumen
- Pasar yang dituju dan teknik pemasarannya bersifat massal.
- Ditujukan kepada segmen terbesar yang ada dalam pasar.
(2). Differentiated Marketing
- Melayani 2 atau lebih kelompok konsumen tertentu dengan jenis produk tertentu pula.
- Menghasilkan dan memasarkan produk yang berbeda-beda melalui program pemasaran yang berbeda-beda untuk tiap kelompok konsumen tertentu tersebut.
- Mengarahkan usahanya pada keinginan konsumen.
- Memperoleh loyalitas, kepercayaan, serta pembelian ulang dari kelompok konsumen tertentu tersebut.
(3). Concentrated Marketing
·
Memilih segmen pasar tertentu.
·
Memusatkan segala kegiatan pemasarannya pada satu
atau lebih segmen pasar yang akan memberikan keuntungan terbesar.
·
Mengembangkan produk yang lebih ideal dan spesifik
bagi kelompok konsumen tersebut.
·
Memperoleh kedudukan/posisi yang kuat di dalam
segmen pasar tertentu yang dipilih.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi target pasar, antara lain :
1. Sumber-sumber perusahaan. Bila sumber daya yang
dimiliki sangat terbatas maka strategi target pasar yang tepat adalah concentrated
marketing.
2. Homogenitas produk. Untuk produk yang homogen, maka
strategi yang tepat untuk target pasarnya adalah undifferentiated.
3.
Tahap-tahap dalam siklus
kehidupan produk. Strategi yang tepat bagi produk baru adalah undifferentiated
marketing. Untuk produk-produk yang banyak variasinya dapat digunakan juga concentrated
marketing. Pada tahap kedewasaan produk digunakan strategi differenciated
marketing.
4.
Homogenitas pasar. Undifferentiated
marketing cocok digunakan karena pembeli punya cita rasa yang sama, jumlah
pembelian yang sama dan memiliki reaksi yang sama terhadap usaha pemasaran
perusahaan.
5.
Strategi pemasaran pesaing.
Bila menghadapi pesaing yang menempuh strategi sama dengan strategi perusahaan,
maka perusahaan harus lebih aktif mengadakan segmentasi untuk mendapat
keberhasilan.
Untuk melakukan evaluasi
target pasar diperlukan informasi dan analisis data yang berkenaan dengan :
1. Produk yang dipasarkan dan strategi bauran
pemasaran yang dijalankan.
Perusahaan dapat
mengembangkan produk yang tepat untuk setiap target pasar dengan
mempertimbangkan apakah produk tersebut masih sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan target pasar. Strategi bauran pemasaran yang dijalankan diarahkan
pada target pasar dengan penyesuai harga yang tepat, saluran distribusi yang
efektif, dan promosi yang tepat pola guna menjangkau target pasar.
2. Kepuasan konsumen yang menjadi target
pasar.
Kepuasan konsumen dapat diukur
dari suara konsumen, kritik, saran, atau keluhan terhadap strategi pemasaran
produk perusahaan. Makin kooperatif konsumen, makin puas pula konsumen terhadap
strategi pemasaran produk perusahaan.
3. Laba perusahaan.
Pencapaian tingkat laba
ditentukan oleh pencapaian tingkat penjualan yang direncanakan dan harga
penjualan yang ditetapkan. Makin tinggi tingkat berarti makin berhasil strategi
perusahaan tersebut.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk
menilai apakah target pasar yang dilayani perusahaan masih dapat diharapkan
memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan. Jadi, bila Anda ingin
menentukan suatu target pasar yang dikehendaki, perhatikan hal-hal berikut ini:
Lakukan segmentasi pasar à Kembangkan profil dan daya tarik segmen pasar yang
ada à Pilih segmen pasar yang dituju à Kembangkan posisi produk untuk setiap segmen pasar
yang dituju à Kemudian kembangkan bauran pemasaran untuk setiap
segmen pasar yang dituju.
C. Diferensiasi dan Positioning
Setelah mengidentifikasi
segmen pasar, maka sebuah perusahaan juga harus mengidentifikasi cara-cara
spesifik yang dapat mendiferensiasikan produknya dan memilih “competitive
positioning”.
Diferensiasi
Pada dasarnya diferensiasi
adalah tindakan merancang satu set perbedaaan yang berarti untuk membedakan
penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kotler, 1997). Diferensiasi
dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ini :
a. Diferensiasi
Produk, membedakan produk utama berdasarkan keistimewaan, kinerja,
kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan
rancangan produk.
b. Diferensiasi Pelayanan, membedakan pelayanan
utama berdasarkan kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan
pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan.
c. Diferensiasi Personil, membedakan personil
perusahaan berdasarkan kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan,
cepat tanggap dan komunikasi yang baik.
d. Diferensiasi
Saluran, langkah pembedaan melalui cara membentuk saluran distribusi,
jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut.
e. Diferensiasi
Citra, membedakan citra perusahaan berdasarkan perbedaan identitas melalui
penetapan posisi, perbedaan lambang dan perbedaan iklan.
Pemposisian Produk di
Pasar (Positioning)
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak
pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Positioning merupakan elemen
yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat
menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk
pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Dengan menggunakan informasi
dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi penentuan posisi
antara lain :
a. Positioning
menurut atribut produk.
Usaha memposisikan diri
menurut atribut produknya.
b. Positioning
menurut manfaat.
Produk diposisikan sebagai
pemimpin dalam suatu manfaat tertentu
c. Positioning
menurut harga/ kualitas.
Produk diposisikan sebagai
nilai (harga dan kualitas) terbaik.
d. Positioning
menurut penggunaan/ penerapan.
Usaha memposisikan produk
sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan/ penerapan.
e. Positioning
menurut pemakai.
Usaha memposisikan produk
sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai
f. Positioning
menurut pesaing.
Produk memposisikan diri
sebagai lebih baik daripada pesaing utamanya.
g. Positioning
menurut kategori produk.
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori
produk.
Setelah kita menentukan dan memilih pasar sasaran, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan strategi pokok untuk masuk ke dalam
persaingan bisnis dan pasar yaitu :
- Memposisikan produk Anda di pasar sebagai langkah merebut pasar di pikiran konsumen (mind share).
- Strategi diferensiasi produk Anda (differentiation) sebagai langkah strategis untuk membedakan produk Anda dengan produk pesaing dalam pikiran konsumen (mind share).
- Strategi penguatan merek (branding) dari propduk Anda sebagai langkah strategis untuk menahan konsumen agar tetap loyal, setia, bangga, dan puas dengan cara memasarkan dan menjual secara experiential (pengalaman) dan emotional (emosi) di hati para calon konsumennya (heart share).
Penjelasan
a.
- Memposisikan produk Anda dalam pikiran konsumen (mind share) sebagai langkah awal yang jitu untuk memenangkan pertempuran (positioniong).
Perusahaan harus berpikir bahwa merek harus diposisikan
berbeda agar tidak masuk ke dalam jebakan komoditas produk (commodity trap). Oleh karena itu,
tawarkan suatu produk yang berbeda untuk pasar anda, sebab konsumen mempunyai
kebutuhan, keinginan, dan permintaan yang berbeda-beda.
Banyak pemasar menganjurkan untuk melakukan promosi
sesuai dengan pemosisian produk Anda, yaitu satu manfaat terhadap pasar
sasaran. Hal ini karena pembeli cenderung mengingat pesan ”nomor satu” terutama
dalam masyarakat yang penuh komunikasi. Hal ini membuat konsumen selalu
teringat akan produk Anda dalam jangka waktu lama. Pesan pemosisian bisa
dicontohkan sebagai berikut :
·
Kualitas terbaik
·
Layanan terbaik
·
Harga termurah
·
Nilai terbesar
·
Teknologi paling mutakhir,
dll.
Namun
ada juga konsumen yang senang dengan pemosisian dua manfaat , agar perusahaan
mendapat ceruk khusus dalam segmen sasaran (niche
market). Contoh mobil volvo yang memosisikan diri sebagai mobil paling aman
dan paling awet.
D.
Strategi
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)





Gambar 5.4. Empat
Komponen P dalam Bauran Pemasaran
Marketing mix atau
bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan,
yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar
sasaran.
Marketing mix adalah
semua faktor yang dapat dikuasai oleh seseorang manajer pemasaran dalam rangka
mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa
Faktor-faktor
yang mempengaruhi, yaitu: Product, Place, Price, Promotion. Sementara itu, sebagai tambahan dari 4P di atas,
Booms & Bitner telah menambah 3P lagi kepada bauran pemasaran tersebut
yaitu People
(faktor manusia yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam ,
Process (proses/prosedur kerja) dan Physical Evidence.
People:
Faktor manusia (yang terlibat secara langsung & tidak langsung) dalam
aktiviti penyampaian produk di pasaran tidak patut dikecualikan. Peranan
kakitangan yang menjalankan pelbagai aktiviti berkaitan pemasaran perlu
dijadikan sebagai strategi. Oleh itu inisiatif dari aspek kebolehan, kemampuan
dan kepakaran para pekerja dan pihak pengurusan di industri perlu juga di beri
perhatian dalam strategi meningkatkan keupayaan pemasaran.
Process: Proses / aliran kerja termasuk
arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap aktiviti merupakan elemen yang
akan menentukan keberkesanan dan kejayaan pemasaran. Oleh itu, ianya juga
adalah inisiatif yang strategik sesebuah industri untuk memasukkan unsur
‘process’ ini kedalam strategi pemasarannya.
Physical
Evidence: Kebolehan dan keupayaan industri dalam penyampaian
perkhidmatan mestilah dipadankan bersesuaian dengan persekitaran pasaran di
mana perkhidmatan diberikan. Ini akan meningkatkan lagi keberkesanan dalam
berkomunikasi dan melaksanakan penyampaian produk, khasnya dalam aspek kepuasan
kepada pengguna sasaran.
Strategi pemasaran 4 P boleh dikatakan sebagai tindakan
empat serangkai oleh pemasar untuk menawarkan produk kepada pelanggan sasaran
dengan cara yang lebih efektif. Sementara tambahan 3P lagi kepada bauran
tersebut adalah sebagai pelengkap yang khususnya disarankan bagi industri yang
menawarkan produk jenis perkhidmatan/servis.
Strategi Marketing Mix
Tujuan
strategi pemasaran :
1.
untuk mendapatkan calon pembeli.
2.
untuk mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan.
3.
untuk memenangkan persaingan.
Analisis Persaingan
Uraian analisis
tentang persaingan, keunggulan dan kelemahan pesaing meliputi :
produk, harga, dll
Mengembangkan Bauran Pemasaran
(MarketingMix)
•
Membuat anggaran pemasaran dan mengalokasikan anggaran
tersebut ke berbagai bauran pemasaran (4 P)
•
Tawaran PRODUK ke pasar meliputi : kualitas,
bentuk, merek, dan kemasan serta
dilengkapi dengan pelayanan
•
Harga (PRICE) yang ditetapkan harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan
•
Tempat (PLACE) distribusi merupakan hal yang
penting agar pelanggan dapat memperoleh produk dengan mudah
•
PROMOSI,diperlukan untuk mengkomunikasikan produk
ke pasar sasaran
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran
a.
lingkungan makro :
- Demografi dan kondisi ekonomi
- Situasi politik/hukum
- Teknologi
- Sosial budaya
b.
lingkungan mikro :
- Perantara pemasaran
- Pemasok
- Pesaing
- Masyarakat
E.
Konsep Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle – PLC)
Dalam menentukan strategi pemasaran terhadap suatu
produk, maka perlu dianalisis mengenai siklus hidup produk (Product Life Cycle – PLC) dari produk
sejenis yang dibuat, hal ini disebabkan karena :
1.
Produk, pasar (permintaan
konsumen), dan pesaing akan berubah sepanjang siklus hidup produk.
2.
Produk memiliki umur yang
terbatas.
3.
Penjualan produk akan melalui
berbagai tahap yang khas, dan masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan
masalah yang berbeda bagi penjualnya.
4.
Laba akan naik dan turun pada
berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.
5.
Produk memerlukan strategi
pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang
berbeda dalam tiap tahap siklusnya.
Kebanyakan
kurva siklus hidup produk digambarkan berbentuk lonceng, dimana kurva tersebut umumnya terbagi menjadi empat
tahap sebagai berikut :
1. Tahap perkenalan (introduction)
Merupakan periode pertumbuhan
penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini
tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Tahap pertumbuhan (growth)
Merupakan periode penerimaan
pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar.
3. Tahap kematangan (maturity)
Merupakan periode penurunan
pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar
calon pembeli. Laba akan stabil atau menurun karena persaingan yang meningkat.
4. Tahap penurunan (decline)
Merupakan periode saat
penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang menipis.
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
|
|
||||||
|
Gambar 5.5 Tahapan
dalam Kurva Siklus Hidup Produk
Terkait dengan siklus hidup produk, beberapa strategi
yang umumnya diterapkan pada masing-masing tahapan yaitu:
1.
Produk yang baru diperkenalkan
di pasar (introduction), strateginya:
- Berusaha selalu
memperbaiki penampilan produknya.
- Menyebarkan
barang sebanyak-banyaknya ke seluruh toko.
- Melakukan sell out.
2.
Produk yang sudah dikenal (growth),
strateginya:
- Berusaha terus mencari segmen baru, menambah jumlah tenaga
penjual, menambah armada pengangkutan.
- Selalu memperbaiki mutu produk





Thank's gan infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id
thanks buat info nya,,,
BalasHapussukses buat blognya,,,
salam http://apliabelina.student.ipb.ac.id/
kurang mengerti tentang unsur-unsur yang ada dalam tata niaga agribisnis
BalasHapus